PRA PRODUKSI

Jumat, 21 Mei 2010 00.12 By iqbal syafwandi , In , , , , , , , ,



PRA PRODUKSI


"SILAT KUMANGO,
SILEK LAHIA MANCARI KAWAN, SILEK BATHIN MANCARI TUHAN"






RISET
Riset dilakukan di Nagari Kumango, Kec.Sungai Tarab. Batusangkar. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, observasi langsung di lapangan, dokumentasi berupa foto maupun video serta dokumentasi pribadi.

IDE CERITA
Tentang Silat Kumango yang berasal dari Minangkabau.

FILM STATEMENT
Sebuah seni beladiri. Dari daerah mana silat ini berasal? Siapa yang menciptakan silat ini? bagaimana gerakan-gerakan yang ada pada Silat Kumango? serta filosofi Silat Kumango dan hubungannya dengan tujuan mengikuti Silat Kumango?.

JUDUL FILM
“Silat Kumango,Silek lahia mancari kawan, silek bathin mancari Tuhan”.

GENRE FILM
Film semi dokumenter (dokudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi suatu pegangan.

CERITA DASAR (DESKRIPSI CERITA)
Silat Kumango merupakan salah satu seni beladiri dari kebudayaan Minangkabau yang telah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Asal nama Kumango tidak lepas dari tempat dimana Silat ini tumbuh dan berkembang yaitu di Nagari Kumango. Nagari Kumango terletak di Kec. Sungai Tarab di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Sejarah dan perkembangan Silat Kumango tidak lepas dari pengalaman dan perjuangan dari Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi, yaitu seorang putra asli dari Nagari (desa) Kumango. Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi dilahirkan pada tahun 1802 masehi, mempunyai nama kecil Alam Basifat. Pada waktu mudanya Alam Basifat terkenal sebagai pemuda yang suka berkelahi atau disebut juga sebagai “parewa”. beliau mempunyai sifat yang sangat berani dan pantang kalah. Oleh karena itu beliau sangat disegani dan ditakuti oleh orang-orang seumurannya. Karena sifatnya yang seperti itu banyak orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan beliau, sehingga banyak timbul niat jahat untuk melenyapkan beliau dari Nagari Kumango. Karena merasa terancam, beliau memilih untuk meninggalkan Nagari Kumango. Beliau pergi tanpa tujuan yang jelas. Tak satupun masyarakat Nagari Kumango yang tahu kemana beliau pergi.

Berpuluh-puluh tahun kemudian masyarakat kumango mendapatkan kabar bahwa salah seorang dari Nagari Kumango menjadi guru besar silat dan pengembangan ajaran agama Islam di Negara Malaysia. Pihak keluarga meminta beliau untuk kembali ke Nagari Kumango. Beliau menyatakan untuk kembali ke Nagari Kumango dengan permintaan agar didirikannya sebuah surau di belakang kampung tepatnya ditepi sungai. Setibanya di Nagari Kumango beliau lansung menuju surau yang telah dibuatkan oleh keluarga dan masyarakat yang kemudian beliau beri nama Surau Subarang. Kemudian masyarakat beramai-ramai bersama beliau untuk menimba ilmu dengan pengajiannya yang bernama tarekat Samaniyah-Naqsabandiah-Khalidiah dan Silat Kumango yang ajarannya didapat beliau sewaktu beliau berada di Mekkah.

Oleh karena Syekh Abdurrahman Al-Khalidi adalah penganut dan sekaligus penyebar Tarekat Samaniyah dan Naqsabandiah, maka gerakan-gerakan silat yang diciptakannya tidak lepas dari kedua Tarekat tersebut.

Gerakan-gerakan Silat Kumango sarat dengan ajaran-ajaran cinta kasih dan keridhaan Allah SWT, sebagaimana sikap dan perilaku Rasulullah SAW. Hal ini tercermin dari kegunaan silat yang tidak bertujuan untuk menyakiti lawan, tetapi hanya digunakan untuk membela diri, dan hanya boleh digunakan apabila terpaksa. Hal ini sesuai dengan falsafah Silat Kumango yaitu :

"silek lahia mancari kawan

silek bathin mancari Tuhan"

Yang artinya adalah secara lahiriah Silat Kumango bertujuan untuk mencari teman, bukan untuk mencari musuh. Digunakan untuk bertahan apabila diserang oleh musuh. Dan yang paling penting Silat Kumango Berguna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Langkah-langkah dalam gerakan Silat Kumango membentuk Alif-Lam, Lam-Ha, Mim-Ha, dan Mim-Dal, yang merupakan huruf hijaiyah dalam kalimat Allah dan Nabi Muhammad. Gerakan-gerakan (langkah-langkah) inilah yang kemudian menjadi ciri khas dari Silat Kumango.

Saat ini Silat Kumango sudah berkembang sampai ke luar negeri seperti Malaysia dan Belanda. Saat ini banyak murid-murid dari pengajian yang berasal di luar Nagari Kumango sering berdatangan ke Nagari Kumango, tepatnya ke Surau Subarang, mereka berziarah untuk mengenang jasa yang beliau tinggalkan yaitu silat dan pengajian tarekat yang telah diamalkan oleh murid-murid dan jemaah sampai sekarang.

Pada dasarnya Silat Kumango tidak bertujuan untuk menjadikan seseorang sebagai “pandeka” (pendekar), tetapi Silat Kumango berguna untuk membangun kepribadian seseorang agar berguna bagi sesama, dan yang paling utama adalah pengabdian kepada Sang Pencipta.

OUTLINE/SCRIPT

Di pinggir jalan yang sepi, tampak dua orang pemuda yang sedang berkelahi. sebelum menyerang, keduanya tampak saling bertatapan dan berhadapan satu sama lainnya. Akhirnya keduanya saling serang. Tidak lama kemudian, salah satu dari mereka jatuh dan berhasil dilumpuhkan. Setelah berhasil melumpuhkan lawannya, salah satu dari pemuda tadi, pergi meniggalkan lawannya yang masih tergeletak dan kesakitan. Dari kejauhan (di ujung jalan) tampak pemuda tadi pergi dengan menyandang sebuah tas. Sampai akhirnya ia menghilang dari kejauhan.

***

Di pinggir jalan yang diapit oleh hamparan sawah dan perbukitan, tampak sebuah tugu yang merupakan gerbang masuk menuju Kampung (Nagari) Kumango.

Beberapa ratus meter dari tugu tadi, berdiri sebuah plang bewarna putih yang bertuliskan

MAKAM

SYEKH. ABDURRAHMAN AL-KAHLIDI (AYAH)

SYEKH. M. DALIL ANGKU GADANG (ANAK)

PERGURUAN TAREKAT

SAMANIYAH-NAQSABANDIAH-KHALIDIAH

DAN SILAT KUMANGO

DI

SURAU SUBARANG KUMANGO

Plang itu menunjukan arah dan jalan menuju Surau Subarang Kumango. Setelah berbelok memasuki gang sempit terlihat tangga turun yang sudah dilapisi lumut hijau.Tangga ini merupakan gerbang menuju Surau Subarang Kumango yang terletak di seberang sungai. Setelah menuruni tangga tampak sebuah jembatan yang membelah sebuah sungai kecil. Di seberang sungai itulah berdiri beberapa deretan bangunan-bangunan tua. Bangunan itu adalah Surau Subarang Kumango dan Makam Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi serta makam Syekh. M. Dalil Angku Gadang.

***

(Narasi)

Silat Kumango merupakan salah satu seni beladiri dari Minangkabau yang dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Asal nama Kumango tidak lepas dari tempat dimana silat ini tumbuh dan berkembang yaitu di Nagari Kumango. Nagari Kumango terletak di Kec. Sungai Tarab di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Kegiatan Silat Kumango berpusat di Surau Subarang Kumango. Silat ini diciptakan oleh seorang ulama asli Nagari Kumango yaitu, Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

***

(Wawancara dengan Ibu Eliswarti)

Eliswarti (Cicit dari Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi) menjelaskan, “Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi lahir di Nagari Kumango, mempunyai nama kecil Alam Basifat. Pada waktu mudanya Alam Basifat terkenal sebagai pemuda yang suka berkelahi yang dikenal sebagi preman kampung”.

(Narasi)

Alam Basifat mempunyai sifat yang sangat berani dan pantang kalah. Oleh karena itu beliau sangat disegani dan ditakuti oleh orang-orang seumurannya. Karena sifatnya yang seperti itu banyak orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan beliau, sehingga banyak timbul niat jahat untuk melenyapkan beliau dari Nagari Kumango. Karena merasa terancam, beliau memilih untuk meninggalkan Nagari Kumango. Beliau pergi tanpa tujuan yang jelas. Tak satupun masyarakat Nagari Kumango yang tahu kemana beliau pergi.

Berpuluh-puluh tahun kemudian masyarakat kumango mendapatkan kabar bahwa salah seorang dari Nagari Kumango menjadi guru besar silat dan mengembangan ajaran agama Islam di Negara seberang yaitu Malaysia. Pihak keluarga meminta beliau untuk kembali ke Nagari Kumango. Beliau menyatakan untuk kembali ke Nagari Kumango dengan permintaan agar didirikannya sebuah surau di belakang kampung tepatnya ditepi sungai. Setibanya di Nagari Kumango beliau lansung menuju surau yang telah dibuatkan oleh keluarga dan masyarakat yang kemudian beliau beri nama Surau Subarang. Kemudian masyarakat beramai-ramai bersama beliau untuk menimba ilmu dengan pengajiannya yang bernama tarekat Samaniyah-Naqsabandiah-Khalidiah dan Silat Kumango yang ajarannya didapat beliau sewaktu beliau berada di Mekkah.

***

(Narasi)

Surau Subarang Kumango memanjang mengikuti arah sungai. Di dalam Surau Subarang Kumango terdapat dua ruangan. Ruangan yang disebelah kanannya digunakan sebagai tempat sholat berjamaah dan juga tempat dilaksanakannya pengajian. Sedangkan ruangan di sebelah kiri terdiri dari dua lantai. Lantai pertama (bawah) dulunya digunakan oleh Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi sebagai tempat berlatih silat dan melatih silat bersama para muridnya. Ruangan ini terdiri dari tiang-tiang yang berfungsi untuk menopang ruangan yang ada di atasnya. Tetapi di bagian tengahnya sengaja tidak di pasang tiang agar tersedia ruangan untuk berlatih silat. Sedangkan di lantai atas, dulunya digunakan untuk beristirahat oleh Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

***

(Narasi)

Oleh karena Syekh Abdurrahman Al-Khalidi adalah penganut dan sekaligus penyebar Tarekat Samaniyah dan Naqsabandiah, Silat Kumango tidak dapat dilepaskan dari Agama Islam. Silat dan agama Islam (khususnya ilmu tarekat) saling berkaitan satu sama lainnya. Hal inilah yang mendasari gerakan-gerakan khas atau gerakan utama dari Silat Kumango.

(Wawancara dengan Buya Ali Idris)

Di halaman depan Surau Subarang Kumango, Buya Ali Idris menjelaskan, “Gerakan-gerakan Silat Kumango sarat dengan ajaran-ajaran cinta kasih dan keridhaan kepada Allah SWT, sebagaimana sikap dan perilaku Rasulullah SAW. Hal ini tercermin dari kegunaan silat yang tidak bertujuan untuk menyakiti lawan, tetapi hanya digunakan untuk membela diri, dan hanya boleh digunakan apabila terpaksa. Hal ini sesuai dengan falsafah Silat Kumango yaitu :

silek lahia mancari kawan

silek bathin mancari Tuhan

(Narasi)

Langkah-langkah dalam gerakan dasar Silat Kumango membentuk Alif-Lam, Lam-Ha, Mim-Ha, dan Mim-Dal. Yang merupakan huruf hijaiyah dalam kalimat Allah dan Nabi Muhammad. Gerakan-gerakan (langkah-langkah) inilah yang kemudian menjadi ciri khas dari Silat Kumango.

***

Di halaman depan Surau Subarang Kumango,Buya Ali Idris bersama dua orang pesilat memperagakan langkah-langkah Alif-Lam, Lam-Ha, Mim-Dal. Bapak Ali Idris menjelaskan tiap-tiap gerakan dan makna dari setiap gerakannya.

(Wawancara dengan Buya Ali Idris)

Buya Ali Idris menjelaskan, “Silat kumango tidak bertujuan untuk menyerang dan menyakiti lawannya, Silat digunakan hanya untuk bertahan atau membela diri dan digunakan apabila sudah benar-benar terdesak. Oleh karena itu Silat Kumango juga terkenal dengan beberapa gerakan mengelak dan gerakan kuncian untuk menghentikan lawan apabila sudah terdesak diserang oleh lawan”.

Kemudian Buya Ali Idris dan pesilat lainnya memperagakan beberapa gerakan untuk mengelak apabila diserang oleh lawan baik lawan yang bertangan kosong maupun lawan yang menggunakan senjata. Juga beberapa gerakan kuncian untuk menghentikan perlawanan dari lawannya.

(Wawancara dengan Buya Ali Idris)

Buya Ali Idris menambahkan, “pada intinya Silat Kumango tidak bertujuan untuk menyerang dan menyakiti lawannya tetapi hanya digunakan untuk membela diri kita dari gangguan dan ancaman yang datang dari orang lain”.

***

(Narasi)

Setiap kamis malam rutin dilakukan pengajian di Surau Subarang Kumango. Pengajian dimulai setelah sholat magrib berjamaah di Surau dilanjutkan dengan Dzikir bersama menjelang Sholat Isya. Setelah Sholat Isya pengajian dilanjutan sampai pagi harinya. Pengajian diikuti oleh para murid Silat Kumango dan dibimbing oleh seorang Ulama(sekarang ini yang memimpin pengajian adalah Buya Ali-Idris).

(Wawancara dengan Buya Ali Idris)

Buya Ali Idris menjelaskan, “hal-hal yang dibahas dalam pengajian biasanya tentang Agama, sosial, adat dan lain-lain. Pengajian ini dilakukan agar pesilat dan jemaah selalu ingat dan cinta kasih kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, dengan menjalankan perintahNya dan Menjauhi Larangannya”.

***

(Narasi)

Saat ini Silat Kumango sudah berkembang. Tidak hanya di Nagari Kumango, di luar Nagari Kumango seperti di Belubus (Payakumbuh, Kab. Tanah Datar), Air Pacah (Padang) sampai ke daerah-daerah di luar Sumatera Barat, bahkan saat ini perguruan Silat Kumango Sudah berkembang sampai ke luar negeri seperti di Malaysia dan Belanda.

Begitu juga dengan pengajiannya. Sampai sekarang masih banyak murid-murid dan jamaah dari mana saja sering berdatangan ke Kumango. Berziarah untuk Mengenang jasa yang Syekh. Abdurrahman tinggalkan yaitu silat dan pangajian tarikatnya yang diamalkan oleh murid-muridnya dan jemaah sampai sekarang ini.

***

(Narasi)

Itulah Silat Kumango. Silat yang berguna untuk membangun kepribadian pesilatnya. Bukan untuk menyombongkan diri, bukan pula untuk menyakiti lawan. Tetapi Silat Kumango berguna semata-mat hanya untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

***

Setelah berpuluh-puluh tahun berkelana tanpa tujuan yang jelas, pemuda tadi kembali lagi ke kampung halamannya, Kampung Kumango. Tampak sang pemuda sedang berjalan menuruni anak tangga menuju Surau Subarang Kumango. Didepan halaman surau, pemuda tadi melihat sekelilingnya.

***

SHOTING LIST

1/ Long Shot dua pemuda yang saling berhadapan, mamasang kuda-kuda siap menyerang di tepi jalan yang diapit hamparan sawah.

2/ Move Close Shot dua pemuda yang sedang berkelahi, saling menyerang, sampai akhirnya salah satu dari mereka berdua terjatuh dan berhasil dilumpuhkan oleh pemuda yang satunya.

3/ Close Shot pemuda yang terjatuh dan kesakitan, langkah kaki pemuda yang pergi meniggalkan tempat kejadian.

4/ Long Shot pemuda yang sedang berjalan menjauh dengan menyandang sebuah tas. Dan menghilang dari kejauhan.

***

5/ Close Shot tugu selamat datang Desa Kumango.

6/ Establish Shot keadaan geografis Desa Kumango.

7/ Close Up plang penunjuk arah menuju Surau Subarang Kumango.

8/ Move Close Shot tangga menurun menuju Surau Subarang Kumango.

9/ Move Close Shot jembatan yang melintasi sungai.

10/ Establish Shot bangunan Surau Subarang Kumango dan Makam Syekh. Abdurrahman Al- Khalidi.

11/ Wawancara dengan Ibu Eliswarti (menjelaskan bahwa : Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi l ahir di Nagari Kumango, mempunyai nama kecil Alam Basifat. Pada waktu mudanya Alam Basifat terkenal sebagai pemuda yang suka berkelahi yang dikenal sebagi preman kampung).

12/ Establish Shot rumah Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

13/ Interior rumah Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

14/ Move Close Up foto Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

15/ Move Close Up foto Surau Subarang Kumango yang lama.

16/ Move Close Up baju Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi.

17/ Move Close Shot interior makam Syekh. Abdurrahman Al-Khalidi dan Makam Syekh. M. Dalil Angku Gadang.

***

18/ Move Close Shot interior Surau Subarang Kuamango ( Ruang sebelah kanan, yang merupakan tempat dilakukannya Sholat berjamaah dan pengajian)

19/ Move Close Shot interior Surau Subarang Kuamango ( Ruang sebelah kiri yang merupakan tempat berlatih Silat).

20/ Move Close Shot dua orang pesilat yang sedang berlatih Silat.

21/ Wawancara dengan Buya Ali Idris (menjelaskan tentang : Gerakan-gerakan Silat Kumango sarat dengan ajaran-ajaran cinta kasih dan keridhaan kepada Allah SWT, sebagaimana sikap dan perilaku Rasulullah SAW. Hal ini tercermin dari kegunaan silat yang tidak bertujuan untuk menyakiti lawan, tetapi hanya digunakan untuk membela diri, dan hanya boleh digunakan apabila terpaksa. Hal ini sesuai dengan falsafah Silat Kumango yaitu : silek lahia mancari kawan dan silek bathin mancari Tuhan.

22/ Move Close Shot gerakan Alif-Lam.

23/ Move Close Up gerakan Lam-Ha.

24/ Move Close Shot gerakan Alif-Lam, Lam-Ha secara keseluruhan.

25/ Move Close Shot gerakan Mim-Ha.

26/ Move Close Shot gerakan Ha-Dal.

27/ Move Close Shot gerakan Mim-Ha, Ha-Dal secara keseluruhan.

28/ Wawancara dengan Buya Ali Idris (menjelaskan bahwa : Silat kumango tidak bertujuan untuk menyerang dan menyakiti lawannya, Silat digunakan hanya untuk bertahan atau membela diri dan digunakan apabila sudah benar-benar terdesak. Oleh karena itu Silat Kumango juga terkenal dengan beberapa gerakan mengelak dan gerakan kuncian untuk menghentikan lawan apabila sudah terdesak diserang oleh lawan).

29/ Move Close Shot gerakan-gerakan Elakan.

30/ Move Close Shot gerakan-gerakan Kuncian.

31/ Wawancara Buya Ali-Idris (menjelaskan bahwa : pada intinya Silat Kumango tidak bertujuan untuk menyerang dan menyakiti lawannya tetapi hanya digunakan untuk membela diri kita dari gangguan dan ancaman yang datang dari orang lain.

32/ Sunset di Balik perbukitan Surau Subarang Kumango.

***

33/ Move Close Shot Sholat Magrib berjamaah di Surau Subarang Kumango.

34/ Move Close Shot Dzikir bersama menjelang Sholat Isya.

35/ Move Close Shot pengajian tarekat di Surau Subarang Kumango.

36/ Wawancara dengan pemimpin pengajian di Surau Subarang Kumango (menjelaskan tentang pengajian).

37/ Long Shot Surau Subarang Kumango di malam hari.

***

38/ Close Shot kaki pemuda yang mau menuruni tangga menuju Surau Subarang Kumango.

39/ Move Close Shot pemuda yang sedang menuruni tangga menuju Surau Subarang Kumango.

40/Move Close Shot Pemuda yang sedang melihat sekeliling Surau Subarang Kumango.

***

2 komentar:

Aslim Nurhasan mengatakan...

Senang sekali film ini bisa diwujudkan; pasti akan menambah khasanah perbendaharaan dokumentasi tentang Silek Kumango sebagai bagian heritage Minangkabau;

Mohon berkenan u/ rechecking tentang tahun kelahiran Syekh Kumango; dalam beberapa catatan, Beliau wafat tahun 1832;

Sebagian catatan, jika diperlukan, bisa diliat dan digunakan, silahkan lihat di Group FB "Sasaran Silek Kumango Lantai Batu", thread discussion;

Salam ta'zim;

21 Mei 2010 pukul 06.03
Unknown mengatakan...

saya boleh ikut gak

25 Januari 2013 pukul 06.32

Posting Komentar